Powered by Blogger.
Home » » Asumsi BK Perkembangan

Asumsi BK Perkembangan

Written By Unknown on Wednesday, 2 March 2016 | 18:37:00



Model bimbingan perkembangan memungkinkan konselor untuk memfokuskan tidak sekedar terhadap gangguan emosional klien (peserta didik), melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumberdaya dan kompetensidalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dariklien (peserta didik) (Blocher, 1974:79).
Pendekatan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi peserta didik merupakan aset yang berharga bagikemanusiaan. Dorongan daridalam inimemerlukan kesepakatan dengan kekuatan dalam lingkungan. Pengembangan kemanusiaan merupakan interaksiindividual dimana ia berpijak dengan peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling melengkapi.
Menurut Blocher (1974:5) asumsidasar bimbingan perkembangan, yaitu perkembangan individu akan berlangsung dalam interaksiyang sehat antara individu dengan lingkungannya. Asumsiinimembawa dua implikasipokok bagipelaksanaan bimbingan disekolah:
1.    Perkembangan adalah tujuan bimbingan; oleh karena itu para guru sebagai petugas bimbingan disekolah perlu memilikisuatu kerangka berpikir konseptual untuk memahami perkembangan peserta didik sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan.
2.    Interaksiyang sehat merupakan suatu iklim perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru sebagaipetugas bimbingan. Oleh karena itu, guru sebagaipetugas bimbingan perlu menguasaipengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengembangkan interaksiyang sehat sebagaipendukung sistem peluncuran bimbingan disekolah (Sunaryo Kartadinata, 1996:10).

Rambu-rambu penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal mengemukakan dengan lebih jelas, bahwa layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada asumsi:
1.    Program bimbingan dan konseling merupakan suatu kebutuhan yang mencakup berbagai dimensi terkait dan dilaksanakan secara terpadu, kerja sama personel bimbingan dan konseling dengan personel lain, keluarga dan masyarakat,
2.    Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh peserta didik, menggunakan berbagaistrategi(pengembangan pribadidan dukungan sistem), meliputiragam dimensi(masalah, setting, metode dan lama waktu layanan).
3.    Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangan seluruh potensi peserta didik secara optimal, mencegah terhadap timbulnya masalah, dan berusaha membantu memecahkan masalah peserta didik.

Dalam konsep layanan bimbingan dan konseling, peserta didik dipandang sebagaisuatu kesatuan perkembangan. Pengaruh terhadap satu aspek perkembangan pada seorang peserta didik akan mempengaruhikeseluruhan pribadinya. Dalam dirisetiap peserta didik terdapat energiyang mendorongnya tumbuh dan berkembang secara positif ke arah yang sebaik-baiknya sesuaidengan kemampuan dasar yang dimilikipeserta didik tersebut.
Setiap murid mempunyaikebebasan untuk memilih. Kebebasan diikutioleh tanggung jawab, yaitu penerimaan resiko atas akibat yang muncul dari pilihannya. Tanggung jawab seseorang tidak hanya bertumpu dan terpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga kepada orang lain secara seimbang.
Manusia tidak kaku terhadap pengalaman-pengalaman masa lampaunya, ia akan mengolah pengalaman masa lampaunya untuk memperbaiki arah, kecepatan, dan kematangan perkembangannya.Perilaku manusia adalah hasil interaksiantara individu dengan lingkungannya. Demikain juga dengan peserta didik yang dihadapi oleh guru di MI. Bimbingan dan konseling didasarkan pada kebutuhan dan masalah murid, pengalaman nyata, dan bersifat pengembangan yang komprehensif.

0 comments:

Post a Comment